Scrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace LayoutsScrolling Glitter Text Generator & Myspace Layouts

Senin, 18 Oktober 2010

VISIT SINGAPORE AND MALAYSIA


Sebenarnya jalan-jalan kali ini udah lumayan lama, sekitar 2 tahun yang lalu. Tapi masih OK lah untuk di share (hehehe maksa.com).

Berhubung ada penerbangan baru yang menawarkan harga murah. Kami sekeluarga memesan tiket Jakarta - Singapore - Jakarta. Pemesanan tiket kami lakukan 3 bulan sebelum penerbangan. Karena jangka waktu yang cukup lama, eh tanpa disangka-sangka sewaktu aku chek up ke dokter, karena udah satu minggu mual-mual terus. Aku dinyatakan positif hamil (nah lho), sedangkan persiapan udah matang banget. Setelah diskusi dengan dokter dan keluarga, akhirnya perjalanan tetep 'nekat' dilakukan, sebelumnya sih suamiku udah ngelarang banget (soalnya ini kehamilan kedua, dan dia memang pengen banget punya anak laki, padahal ujung-ujungnya yang keluar... cewek lagi eui.... sabaaaaar yaaaa).

Sampai deh di terminal 2 keberangkatan luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta. Setelah urusan city check in, dll beres, kami melakukan penerbangan sekitar 1 jam 45 menit. Sampailah di negara 'Singa'. Wah.. negara ini memang terkonsep banget. Tata letak gedung dan tamannya yang rapih, seakan-akan membuat kita lupa kalau negara ini hanya sebuah pulau kecil saja. Dan lagi udaranya yang sangat berbeda jauh dengan Jakarta (my lovely city). Meskipun jarak antara Indonesia dan Singapore sangat dekat, tapi atsmospherenya jelas berbeda jauh. Seandainya Jakarta bisa kayak gini (ngarep banget). Ok, tujuan utama kami gak lain adalah hotel di daerah Bugis Junction. Karena tema perjalanan ini murah meriah,jadi hotel pun kami pilih yang budgetnya low. Persis di seberang mall Bugis Junction ada hotel kecil disudut jalan, dimana sekitarnya tersebar penjual makanan khas Singapore yang katanya Halal (hehehe). Keadaan hotelnya lumayan, disini ada kamar untuk para bag packer dan ada juga family roomnya. Kami ambil yang family room dengan tarif IDR 350.000 (murah kan?). Setelah beres-beres, kami langsung menuju Merlion alias patung singa symbolnya Singapore. Apalagi kalo nggak foto-foto sampai puas. Di seberangnya ada gedung dengan atap mirip kulit durian, dikenal dengan Esplanade yang merupakan theatre on the bay, karena letaknya di tepi Marina Bay . Tidak ketinggalan dengan Hotel Fullerton yang terkenal dengan kemewahannya. Begitu memasuki lobby nya, langsung terlihat kemewahannya.

Merlion


Esplanade


Fullerton Hotel

Transportasi di Singapore kebanyakan kami tempuh dengan Taxi. Mengingat kami tidak menguasai jalan-jalannya dan untuk menghemat waktu (tapi ternyata tidak menghemat uang saku hehe). Selanjutnya kami menuju Suntec City, yaitu mall besar di daerah City Hall. Berhubung mallnya besar banget, disana ada penawaran tour mengelilingi Mall. Namanya Duck Tour, berkeliling menggunakan kapal amphibi (bisa digunakan di air dan di darat). Harga tiketnya S$ 33 per orang.
Perjalanan dimulai dari Suntec menuju Marina. Suntec terdiri dari 5 tower yang berbentuk telapak tangan (kalau dilihat dari atas). Disini yang menarik adalah air mancur keberuntungannya yang bernama 'Fountain of Wealth'. Dari namanya udah kebayang deh, kalo orang yang datang ke sini pasti berharap impiannya jadi nyata. Air mancur terbesar di dunia ini konon merupakan lambang kesempurnaan dan kesatuan. Airnya sendiri memancar dari luar ke dalam, tidak seperti air mancur biasanya yang memancar dari dalam keluar. Disini pengunjung biasanya memutari si airmancur sebanyak tiga kali, sambil tangannya menyentuh air dan make a wish (hope your wish will be come true). Air mancur ini juga gabungan dari lima element di bumi (Metal, wood, fire, water and earth). Kalo malam hari ada pertunjukan lasernya, tapi sayangnya kami gak sempat menikmati. Kami hanya menikmati pertokoan di dalamnya sedangkan suami dan anakku sibuk dengan games di area Mall tersebut.

fountain of wealth

Hari kedua,
Selain having vacation sebenarnya tujuan utama kami adalah pengobatan anak kami. Karena penyakit kelainan darah bawaan dari papanya, kami melakukan second opinion ke negara singa ini. Selain alatnya lengkap, disini adalah pusat dari penanganan penyakit tersebut. Rumah Sakitnya terletak di kawasan yang lucu banget didengar, yaitu Kandang Kebo. Nama RS tersebut dikenal dengan KK Hospital - Womans and Children. KK sendiri, pastinya adalah kepanjangan dari KANDANG KEBO (masih geli sendiri kalo inget namanya). Rumah sakit super besar ini punya lahan yang luas. Bayangin aja perjalanan dari lobby taxi ke main RS nya sendiri sekitar 10 menitan. Maklum saja ini memang RS ibu dan anak terbesar di Singapore. Pelayanan RS pun sangat memuaskan. Dari mulai pendaftaran yang cepat sampai ke bagian pembayaran yang (pastinya lebih) cepat lagi. Sewaktu menunggu di waiting roomnya yang bersih dan tenang, seorang suster mendatangi kami. Mengabarkan kalo si Dokter lagi ada operasi, dan kemungkinan ada keterlambatan. Kami yang semula terbiasa dengan kata 'keterlambatan dokter' di Indonesia, agak kaget juga. Karena gak sampai 7 menit dari pemberitahuan si suster sudah menyebut nama anakku untuk giliran masuk. Wah, kalo terlambat yang kayak gini sih, di Indonesia susternya gak akan repot-repot ngedatangin kita.
Selesai dengan keterangan dokter yang menyatakan 'Nothing to be worry' dengan aksen Inggris Singapore nya, kami meninggalkan RS dengan puas.

KK Hospital - Womens and Children

Dalam perjalanan, kami melewati Clarcke Quay, restaurant di tepi danau dengan view yang romantic. Sayangnya karena masih siang, resto-nya belum ada yang buka. Jadi, kami cukup puas dengan hanya melewati dan melihat-lihat saja.

Clarke Quay

Tujuan selanjutnya adalah China Town. Disana terasa sekali nuansa China-nya. Mulai dari bentuk bangunan dan kuil-kuil dipinggir jalan sampai ke barang-barang yang dijual. Ada satu kuil yang menarik, karena ada patung budha dengan perutnya yang besar. Nama kuilnya aku lupa, tapi lucu juga kalo ke sana foto bareng 'si Budha gendut'. Lalu kami lanjut ke pusat penjualan souvenir. Di sepanjang jalan kecil ini, banyak sekali di jual souvenir khas China. Dari mulai peralatan rumah tangga, kaos sampai ke pernik-pernik kecil lainnya. Aku membeli sarung bantal berbahan Satin yang dihiasi bordir khas China di tengahnya dengan seharga S$10 umtuk 4 buah. Manis juga untuk sofa di rumah. Di sana juga jual kaos-kaos bergambar Singapore, harganya relatif sama dengan tempat lainnya. Sekitar S$ 10 untuk dewasa dan S$ 5 untuk anak-anak.

China Town Market

Setelah puas hunting barang-barang, kami lanjut ke Little India. Tujuan kami langsung ke Mustafa. Mall terkenal di Little India. Disini kita bisa menemui barang-barang elektronik yang murah di lantai dasarnya. Kamera, Handphone, HandyCam dan lainnya berjejer rapih di dalam etalase. Tinggal pilih yang sesuai model dan budget saja. Naik ke lantai dua, tersedia makanan kecil dan cokelat-cokelat yang beragam. Aku memasukkan manisan mangga, beberapa kotak cokelat dengan bentuk miniatur Merlion, cokelat kecil-kecil yang dibungkus dengan kemasan yang cantik seperti permen dan marshmallow yang lucu dan gemuk-gemuk ke dalam keranjang. Di sini juga di jual kaos-kaos Singapore (tapi harganya sedikit lebih mahal dari China Town dan Bugis Junction), dan parfum asli dengan harga yang lebih murah dari toko. Setelah urusan pembayaran selesai, kami lanjut ke Bugis Juntion. Hunting barang dan oleh-oleh lagi. Sebelumnya, kami mencoba makanan yang berada di pinggir hotel tempat kami menginap. Ada Mie kepiting S'pore, Nasi lemak, Nasi Hainam, Nasi bebek dan Laksa S'pore. Berhubung aku lagi mual-mual, jadi pilihan ku jatuh pada rujak kacang yang rasanya enak banget. Bumbu kacangnya manis, pedas dan asam-asam segar. Makanan disini harganya rata-rata S$ 5. Sementara anakku makan Mc Donald yang berada di Mall Bugis. Dan hore-hore untuk anakku, karena disini tidak tersedia nasi. Untuk minuman, kalo mau hemat beli air mineral di mini mart saja. Kebetulan disekitar sini ada 7Eleven - minimart yang menjual air mineral dengan harga lebih murah dari tempat lainnya (sekitar 3.5 sen). Sehabis menyantap makanan, kami menuju Bugis Market yang terletak di Bugis Street. Melewati air mancur yang terletak di pelataran Bugis Mall, anakku berniat untuk bermain air sebentar. Tapi karena bakalan basah kuyup, aku janjikan kita ke sini sepulang dari Bugis Street Market.

Air mancur yang jadi tempat main anak-anak di Mall Bugis

Bugis Street Market memang terkenal dengan barang-barang murah. Segala macam model pakaian, tas, sepatu dan jam tangan ada di sana. Tinggal kitanya saja yang pintar-pintar memilih. Barang-barang disana dipatok dengan harga rata-rata S$ 5 sampai S$10 untuk souvenir dan jam tangan. Harga untuk gantungan kunci kalo bisa milihnya, ada yang 10 biji untuk S$10. Kalau untuk pakaian sih menurut aku sama lah kayak di Mangga Dua :D.
Meskipun kawasan ini padat dengan orang-orangnya, tapi tetap terlihat tertib. Lampu lalu lintas bergambar orang kini berganti warna hijau, ramai-ramai semua menyebrang jalan di zebra cross dari mall ke Bugis market. Selama di Singapore tidak terlihat satu orang pun yang melanggar rambu-rambu, padahal satu orang polisipun tidak terlihat. Menunjukkan segi pengamanan CCTV dan kesadaran warganya sangat baik atau karena takut sama dendanya yang muahal yaaa..:p.
Lurus terus melewati kios-kios jam tangan, kami menemukan pasar buah. Buah-buahannya segar dan lebih besar. Luar biasanya, buah durian yang sangat digandrungi di Indonesia, rupanya tidak demikian di negara singa ini. Harga perbuah hanya S$ 3 -5, padahal duriannya montong dan legit banget. Kabar gembira untuk suami dan kakak iparku yang pemuja berat durian, 2 buah durian dan 1 buah cempedak habis dilahap. Disini juga ada beberapa toko kelontong yang menjual sabun, shampoo, dll. Harganya lebih murah dari di Indo, dengan merk dagang yang di jual di Century dan Guardian. Sepertinya turis jarang terlihat disini, karena letaknya memang agak ke dalam. Kalo dari Bugis Market, orang banyak mengira ujungnya cuma di toko jam tangan saja, padahal di dalam masih luas lagi.

Bugis Street - Market

Hari ke 3 - Malaysia
Hari ini jadwalnya menuju Kuala Lumpur - Malaysia menggunakan Bus antar negara. Dengan tarif S$28 - S$55 per orang. Bus AC yang cukup nyaman dibanding bus di Indonesia. Perjalanan ditempuh dengan waktu 5 jam (cukup melelahkan), karena Bus-nya nyaman dan bangkunya seperti di pesawat, kami memutuskan untuk tidurrr!!!

Sampailah di terminal bus anatar negara Malaysia. Keadaannya sangat jauh berbeda dengan Singapore. Kesan pertama di sini, jorok, panas, lembab dan bau pesing. Mengingatkan terminal Bus di Jakarta. Karena sudah masuk makan siang, kami having lunch di Mc. Donald terminal. Disini masih tersedia nasi seperti Mc. Donald di Indonesia. Tapi, ayamnya peudeus banget, warnanyapun merah seperti di campur bubuk cabai.

Kami langsung menuju hostel tempat kami menginap. Thank God, hostel kami suasananya bersih dan kamarnya rapih. Nuansa hostelnya mediterania. Setelah urusan koper beres, sorenya sehabis mandi kami menuju Mall terkenal di kawasan sini. Bisa dibilang tidak ada yang menakjubkan di negara 'usil' ini, Jakarta is more better.

Pagi ini tujuan utama kami adalah menara kembar 'Petronas'. Merupakan satu-satunya icon yang dibanggakan negara ini. Setibanya disana dengan menaiki taxi, yang supirnya ngebut dan ugal-ugalan, dengan rokok tidak lepas dari mulutnya, kami langsung menuju tempat pengambilan tiket tour menuju sky bridge Petronas. Counter tiket (sebenarnya tiket diberikan secara gratis, tapi tetap diperlukan untuk mendaftar) berada di lantai dasar. Berhubung pengunjung yang datang dibatasi tiap harinya, kami harus cepat-cepat sampai disana (jam buka dari 08.30 - 10.00 pagi). Gedung berlantai 88 ini memang satu-satunya bangunan bagus, yang berdiri kokoh diapit gedung-gedung tua yang sangat kontras. Gedung ini terdiri atas 2 buah pencakar langit yang dihubungi oleh jembatan 'sky bridge' di lantai ke 41. Nah, tour kami hanya bisa sampai di lantai ini. Karena kalo tidak ada kepentingan khusus dan bukan orang berkepentingan di larang menuju ke lantai yang lebih tinggi lagi. Setelah menyerahkan tiket dan menggunakan id card visitor berwarna hijau, kami mengikuti tour guide ke dalam studio mini yang memuat sejarah petronas dalam video 3D. Sampai di lantai 41 dengan menaiki lift yang berkecepatan lumayan cepat, kami berfoto sebentar. Karena waktu yang diberikan hanya 10 menit, kami menikmati moment yang cepat itu secepatnya.

Petronas

Petronas Sky Bridge 41st flr.

Malam harinya kami memutuskan hunting nasi lemak yang terkenal itu. Kami mencari warung nasi lemak yang pernah di datangi host dari salah satu acara kuliner yang terkenal. Setelah putar-putar dalam hujan rintik-rintik menggunakan taxi. Ketemu juga!!! Warung nasi di jalan kecil yang terletak persisnya di sebuah rumah. Menghidangkan nasi lemak (mirip nasi uduk) dan lauk ayam goreng (yang sangat besar) dan tahu tempe. Nasi lemak, ayam goreng dan teh tarik tersedia di meja kami. Tak sabar ingin tahu rasanya, kami menyuap dengan semangatnya. Rasanya... hmm.. jujur aja masih jauh lebih enak nasi uduk kebon kacang. Totally, Indonesia is more better. Setelah pengalaman nasi lemak, kayaknya gak banyak yang bisa diceritakan lagi. Sensasi yang diberikan disana tidak ada yang istimewa. Malamnya, perjalanan kami lanjutkan dengan sleeping train menuju Singapore. Kali ini untuk penerbangan kembali ke Indonesia... Hmmm.... I missed Nasi Uduk already....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar